Tahukah kita seberapa besar kekuatan do’a di saat-saat genting? Disaat para pejuang Allah SWT menghadapi kekuatan musuhnya. Kegentingan yang pernah dialami oleh hampir para Rasul Allah, tak ter kecuali Rasulullah Muhammad SAW.
Bagaimana gentingan yang dialami Nabiyullah Musa as saat ia dan kaumnya dikejar Fir’aun dan bala tentaranya, sampai terpojok di tepi laut. Perhatikanlah bagaimana kegentingan ini digambarkan oleh Al-Qur’anul Karim. “Maka, ketika kedua kelompok itu saling melihat, berkatalah pengikut Musa , “Sungguh kita akan benar-benar tersusul.” Musa menjawab, “Sekali-kali tidak, sesungguhnya Tuhanku menyertaiku. Dia akan memberi petujuk kepadaku.” (QS.Asy Syu ’ara:62). Nabi Musa as memiliki keyakinan yang kuat atas pertolongan Allah SWT, Ia yakin Allah pasti membelanya, tak ada yang memiliki kekuatan kecuali Allah SWT. Begitulah akhirnya Musa AS diselamatkan oleh Allah SWT.
Ketika melihat pasukan Quraisy, saat yang genting ia mengatakan, “Ya Allah inilah Quraisy telah datang dengan kesombongan dan kepongahannya. Mereka mendustai Rasul-Mu. Ya Allah timpakanlah bencana kepada mereka esok. (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, 3/168)
Pernahkah kita mendengar kisah Nu ’man bin Maqran? Seorang pejuang Islam yang memimpin peperangan melawan Persia . Ketika itu, pasukan Islam telah berminggu-minggu mengepung benteng Persia yang kokoh karena pertahanannya melewati parit parit. Nu'man berdiskusi dengan komandan perangnya. Mereka merumuskan strategi untuk memancing pasukan Persia keluar dari parit-parit mereka. Caranya, pasukan Islam berpura-pura lari meninggalkan medan tempur sampai jika orang-orang Persia keluar dari parit, barulah pasukan Islam berbalik menyerang mereka. Nu’man sepakat dengan strategi ini. Ia mengatakan kepada rekan-rekannya, “Nanti akulah yang akan meneriakkan takbir tiga kali. Jika kalian mendengar teriakan takbir ketiga, berarti saat itulah kalian mulai peperangan.” Setelah itu, Nu’man pergi ke salah satu tempat dan berdo ’a kepada Allah swt dengan mengatakan, “Ya Allah, muliakanlah agamamu, menangkanlah hamba-Mu. Ya Allah aku memohon kepada-Mu agar mataku sejuk dengan kemenangan yang menjadikan Islam mulia, dan matikanlah aku dalam keadaan syahid.” Orang-orang yang mendengar do'a Nu’man menangis. Mereka sama-sama larut dalam munajat dan do’a dengan penuh khusyu ’ dan tunduk. Allah swt mengabulkan do’a mereka. Kaum Muslimin diberikan kemenangan oleh Allah swt dengan kemenangan yang luar biasa. Allah swt juga mengabulkan do ’a Nu ’man bin Maqran karena dialah prajurit pertama yang syahid di medan perang ketika itu. (Al Bidayah wa An Nihayah, 7/89) Seorang sahabat ada yang bernama Qutaibah bin Muslim dan Muhammad bin Wasi ’. Ibnul Jauzi dalam Shifatu Shafwah menceritakan pengalaman keduanya menjelang peperangan meletus. Tiba-tiba Muhammad bin Wasi’ menghilang dari barisan. Qutaibah lalu memerintahkan pasukannya melihat siapa yang ada di dalam masjid. Pasukannya mengatakan, “Tak ada seorangpun kecuali Muhammad bin Wasi’. Ia sedang mengangkat jari-jarinya.” Qutaibah mengatakan,, “Jari-jarinya yang terangkat itu lebih aku sukai daripada tiga puluh ribu pemuda yang kuat dengan pedang terhunus.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar